Seminar Nasional Serumpun Pendidikan MIPA

chemeducation.ar-raniry.ac.id, Banda Aceh – Kegiatan Seminar Serumpun MIPA oleh Prodi Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi dengan mengusung tema “INOVASI PEMBELAJARAN DALAM MERDEKA BELAJAR” yang diselenggarakan oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar – Raniry dan berlangsungĀ  di Aula Gedung B FTK UIN Ar-Raniry Banda Aceh (15/05/2025).

Di dalam sambutannya Dekan FTK Uin Ar-Raniry Banda Aceh Prof. Safrul Muluk, Ph.D menyampaikan pentingnya inovasi dalam pembelajaran untuk menyiapkan calon guru atau untuk diimplementasikan dalam pembelajaran. Hal tersebut dijelaskan lebih rinci oleh Prof. Dr. Alim, M.Sc bahwa inovasi berbeda dengan kreatif. Lebih lanjut disampaikan formula atau hierarki aspek Inovasi, kreatif dan komersialisasi (Inovasi=Kreatif*komersialisasi. Inovasi tidak hanya produk namun ada juga jasa, tidak harus IPTEK, namun bisa juga produk sederhana seperti alat Garut yg gatal. Artinya bisa jadi awalnya dari ide gila/lucu namun memiliki nilai inovasi. Dampaknya, jika inovasinya terlalu mudah maka akan banyak saingan dan cepat tertinggal.

Inovasi dalam pembelajaran perlu membiasakan inovasi, pembelajaran yang melibatkan kreatif dianggap lebih baik. Model pembelajaran PBJL, PBL, Inquiri dll termasuk model pembelajaran yang mengajarkan aspek kreatif. Karena di dalam pembelajarannya melibatkan kasus yang diberikan untuk dibahas. Lebih lanjut Pemateri 2 Dr. Hasruddin, M.Pd (Dosen pendidikan Biologi Unimed) menjelaskan inovasi pembelajaran dalam kurikulum merdeka ada 3 hal pokok, yaitu: 1. Implementasi merdeka belajar di universitas/prodi (PT), 2. Profil mahasiswa pancasila pada kurikulum merdeka, 3. Alur pengajaran merdeka belajar. Disampaikan standar nasional merdeka belajar sesuai dengan yang diamanahkan dalam permendikbud no 3 tahun 2020. Di dalam menghadapi operasional pelaksanaan kurikulum merdeka menyusun master kuliah untuk tercapainya CPL yang telah disepakati. Mahasiswa disediakan alternatif pilihan, misalnya mahasiswa mengambil MK prodi 130 SKS dan diluar prodi 20 SKS jika total SKS sebesar 150 SKS atau disesuaikan. Bahkan jika mahasiswa memiliki karya yang diakui secara internasional dan mendapat juara, maka dapat dikonversi dengan 4 SKS. Namun demikian prodi tetap menjaga dan memastikan tercapainya CPL dengan memperhatikan alur kegiatan belajar dalam merdeka belajar. Untuk hal tersebut prodi bersama dosen mendesain, mengimplementasikan, dan menjaganya agar tercapainya tujuan. [Haris Hidayatul Aqsha]